Sabtu, 01 Desember 2012

sholat jum'at


SHOLAT JUMAT
A . PENGERTIAN sholat jum’at
                Sholat Jum'at adalah ibadah salat yang dikerjakan di hari jum'at dua rakaat secara berjamaah dan dilaksanakan setelah khutbah.
B . persiapan sblum sholat jum’at
1. Mandi
Mandi sebelum menghadiri shalat jumat itu hukumnya sunnah. Dalilnya adalah sabda Rasulullah saw.,
2. Berangkat ke Masjid Lebih Awal
Disunnahkan untuk bersegera berangkat ke masjid guna shalat jumat lebih awal dan tidak menunda-nundanya.
3. Memakai wangi-wangian dan bersiwak pada hari Jumat
  • Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:
Bahwa ia pernah menyebutkan sabda Nabi saw. tentang mandi pada hari Jumat. (Shahih Muslim No.1401)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Hak Allah atas setiap muslim adalah mandi setiap tujuh hari, membasuh kepala dan tubuhnya. (Shahih Muslim No.1402)
4. Tenang ketika mendengarkan khutbah Jumat
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Bila engkau berkata kepada temanmu: "Diam!" pada hari Jumat, saat imam berkhutbah, maka engkau benar-benar berbicara sia-sia. (Shahih Muslim No.1404)
5. Tentang waktu mustajab pada hari Jumat
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. menyebut hari Jumat, beliau bersabda: Di hari itu ada saat-saat, di mana bila seorang muslim salat dan meminta sesuatu tepat pada saat itu, pasti Allah memberinya. (Shahih Muslim No.1406)
6. Petunjuk umat ini pada hari Jumat
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Kita adalah umat terakhir, tetapi kita umat yang lebih dahulu pada hari kiamat nanti. Karena setiap umat diberi kitab sebelum kita, sedangkan kita diberi kitab sesudah mereka. Kemudian hari ini (hari Jumat), hari yang telah ditentukan Allah untuk kita, Allah telah memberi petunjuk kepada kita pada hari tersebut, maka umat lain mengikuti kita, besok (hari Sabtu) umat Yahudi dan lusa (hari Ahad) umat Kristen. (Shahih Muslim No.1412)
7. Waktu salat Jumat adalah ketika matahari tergelincir
  • Hadis riwayat Sahal ra., ia berkata:
Kami tidak tidur siang dan makan siang, kecuali setelah melaksanakan salat Jumat. (Shahih Muslim No.1422)
  • Hadis riwayat Salamah bin Akwa` ra. ia berkata:
Kami dahulu melakukan salat Jumat bersama Rasulullah saw. pada saat matahari telah tergelincir (condong ke barat) kemudian pulang, berjalan sambil meniti tempat teduh. (Shahih Muslim No.1423)
8. Menjelaskan dua khutbah sebelum salat dan duduk antara dua khutbah
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. selalu menyampaikan khutbah Jumat sambil berdiri kemudian duduk dan berdiri lagi. Ia berkata: Seperti yang dilakukan oleh kaum muslimin saat ini. (Shahih Muslim No.1425)
9. Tentang firman Allah: Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhutbah)
  • Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra.:
Bahwa Pada hari Jumat, ketika Nabi saw. sedang berdiri menyampaikan khutbah, tiba-tiba datang kafilah dari Syam. Kaum muslimin yang saat itu sedang mendengarkan khutbah Nabi berhambur keluar menuju kafilah tersebut, sehingga hanya dua belas orang yang tetap (berada dalam mesjid). Lalu turunlah ayat yang terdapat dalam surat Al-Jumu`ah ini: Bila mereka melihat perdagangan "bisnis" atau permainan, mereka bubar demi hal tersebut, meninggalkanmu yang sedang berdiri "berkhutbah". (Shahih Muslim No.1428)
10. Sunat memendekkan salat dan khutbah Jumat
  • Hadis riwayat Ya`la bin Umayah ra.:
Dari Shafwan bin Ya`la dari ayahnya bahwa ia mendengar Nabi saw. membaca ayat Alquran di atas mimbar Dan mereka menyeru: Wahai Malik. (Shahih Muslim No.1439)
11.Salat sunat tahiyat mesjid ketika imam sedang berkhutbah
  • Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
Ketika Nabi saw. sedang berkhutbah pada hari Jumat, tiba-tiba datang seseorang (untuk melaksanakan salat Jumat). Rasulullah saw. bertanya kepada orang itu: Hai fulan, apakah engkau sudah melakukan salat (tahiyat mesjid)? Orang itu menjawab: Belum. Lalu sabda Rasul: Bangun dan salatlah. (Shahih Muslim No.1444)


12.Surat yang dibaca pada hari Jumat
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
di hari Jumat Nabi saw. membaca surat As-Sajadah dan Al-Insan. (Shahih Muslim No.1455)
13.Salat sunat sesudah salat Jumat
  • Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra.:
Bahwa setelah mengerjakan salat Jumat, ia pulang dan mengerjakan salat sunat dua rakaat di rumah. Kemudian ia berkata: Dulu Rasulullah saw. berbuat demikian. (Shahih Muslim No.1460)
C . ADAB DALAM MASJID
1.    Sebelum memasuki masjid (rumah Allah), kita diperintahkan agar memakai pakaian yang baik, bersih, sopan dan sesuai aturan syara. Allah Swt. berfirman : “Hai anak Adam, pakailah pakaian yang indah di setiap (memasuki) masjid.” (QS Al-Araf [7] : 31).
2.    Anggota badan dalam keadaan suci dan mempunyai wudhu, serta disunnahkan memakai wangi-wangian.
3.    Ketika menjelang memasukinya, hendaknya hati dalam keadaan tawajjuh kepada Allah dan diawali dengan ucapan ta’awudz, shalawat, istighfar kemudian langkahkan kaki kanan sambil mengucapkan do’a “Allaahummaftahlil abwaaba rahmatika” (Ya Allah, bukakanlah pintu-pintu rahmat-Mu).
4.    Setiap memasuki masjid berniat untuk I’tikaf dengan tujuan mencari ridho Allah, kemudian shalat sunat Tahiyyatul Masjid dua raka’at.
5.    Ketika berada di dalam masjid, maka amalan dan ucapan harus sesuai dengan yang disyariatkan dan dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, seperti da’wah ilallah, belajar dan mengajar ilmu Islam, shalat fardhu berjamaah di awal waktu, membaca Al-Qur’an, dzikrullah, membersihkan dan mengharumkan masjid, atau membicarakan hal-hal yang bermanfaat.
6.    Amalan penting lainnya yaitu: mengadakan musyawarah untuk menghidupkan amalan Masjid Nabawi (amalan masjid ketika zaman Rasulullah SAW. dan para sahabatnya, yakni da’wah, ta’lim wa ta’allum, ibadah, khidmat, dll.)
7.    Bila ada yang sedang menunaikan shalat, maka jika kita membaca Al-Qur’an atau berdzikir hendaknya jangan sampai mengganggu orang yang shalat; dan jika  adzan berkumandang  maka dengarkan dengan penuh perhatian dan menjawabnya.
8.    Apabila kita hendak istirahat ataupun makan-minum di dalam masjid, hendaknya diniatkan kembali sedang I’tikaf dan gunakan alas supaya tidak mengotori masjid, serta penuhi adab-adabnya (adab tidur, adab makan/minum, dsb.)
9.    Hal-hal yang dimakruhkan di dalam masjid yaitu : bau-bauan yang tidak sedap baik dari mulut maupun dari anggota badan lainnya, serta dilarang merokok.
10.  Hal-hal yang diharamkan di dalam masjid yaitu : berjual-beli, mengumumkan barang yang hilang dan tinggal di dalam masjid dalam keadaan junub (hadats besar).
11.  Amalan-malan lain yang dilarang lainnya : membicarakan hal-hal keduniaan, hal yang sia-sia, gaduh/berteriak, berlari, terbuka aurat, menjadikan masjid sebagai jalan lintasan, mengotori, dan meludah.
12.  Bila hendak keluar masjid maka langkahkan kaki kiri dahulu dan ucapkan do’a : “Allaahumma inni as-aluka min fadhlika” (Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dari karunia-Mu).
Kemudian mengenakan alas kaki dengan mendahulukan kaki kanan, dengan membaca Bismillah.
D. SYARAT QUTBAH JUMAT
1. Khutbah dilakukan sebelum salat Jum'at
2. Niat
 3. Disampaikan dengan bahasa yang bisa dipaham oleh Jamaah.
 4. Antara khutbah satu dan khutbah dua dilakukan dalam satu waktu. (antara keduanya tidak boleh dipisahkan dengan salat Jum'at ).
 5. Disampaikan dengan suara yang bisa didengar oleh jamaah, minimal sejumlah orang yang wajib dipenuhi sebagai syarat sahnya salat Jum'at, 40 orang.
 6. Salat Jum'at segera dilakukan begitu khutbah usai, tidak boleh diselingi dengan hal-hal yang tidak ada sangkut pautnya dengan pelaksanaan salat Jum'at. 
E. RUKUN QUTBAH JUMAT
1. Memuji kepada Allah (Dengan membaca: "al-hamdulillah, atau, ahmadullah, atau hamdan lillah, dan sesamanya") dalam setiap khutbah pertama dan kedua.
2. Membaca salawat untuk Nabi Muhammad saw dalam setiap khutbah, satu dan dua (salawatnya: "Allahumma sholli 'ala Muhammad, dan atau semacamnya")
3. Berwasiat untuk melakukan ketakwaan dalam setiap khutbah (pesannya: "ittaqullah, atau athi'ullah, atau ushikum bitaqwallah, dan atau semisalnya")
 4. Membaca satu atau sebagian ayat al-Qur`an.
5. Doa untuk kebaikan dan ampunan bagi orang-orang beriman pada khutbah kedua
F. SYARAT QOTIB JUMAT
• Suci dari dua hadats dan najis yang tidak dima’fu (diampuni)
• Menutup auratnya dalam dua khutbah
• Khutbah dengan berdiri bila mampu dan duduk diantara dua khutbah sekedar ukuran thuma’ninah, bila ia khutbah denga duduk karena danya udzur maka pisahkan khubah dengan diam seukuran melebihi dari diamnya orang mengambil nafas begitu juga pisahkan dengan diam bila ia mampu berdiri saat khutbah tapi tidak mampu duduk diantara kedua khutbahnya
• Mengeraskan khutbahnya sekira dapat didengarkan oleh jamaah jumah 40 orang yang dapat menjadikan terhitungnya keabsahan jumat…
• Laki-laki
• Sah menjadi imam shalat bagi suatu kaum
• Meyakini rukun dalam khutbah menjadi rukun dan sunahnya menjadi sunnah bila ia memiliki pengetahuan bila tidak asalakan tidak meyakini wajibnya khutbah menjadi sunnah
G. SUNAH QUTBAH JUMAT
1. Berdiri di tempat yang tinggi (mimbar)
2. Memberi salam, berdasarkan hadits Nabi SAW. dari Jabir ra.: “Sesungguhnya Nabi SAW. apabila telah naik mimbar, (beliau) memberi salam”. (HR. Ibnu Majah).
3. Menghadap Jama’ah, berdasarkan hadits Nabi SAW. dari Adi bin Tsabit dari ayahnya dari kakeknya: “Adalah Nabi SAW. apabila telah berdiri di atas mimbar, shahabat-shahabatnya menghadapkan wajah mereka ke arahnya”. (HR. Ibnu Majah).
4. Suara jelas penuh semangat, berdasarkan hadits Nabi SAW. dari Jabir r.a: “Adalah Rasulullah SAW. apabila berkhutbah kedua matanya menjadi merah, suaranya lantang/tinggi, berapi-api bagaikan seorang panglima (yang memberi komando kepada tentaranya) dengan kata-kata “Siap siagalah di waktu pagi dan petang”. (HR. Muslim dan Ibnu Majah).
5. Singkat, padat, akurat dan memikat, Rasulullah SAW. bersabda :
“Adalah Rasulullah SAW. biasa memanjangkan shalat dan memendekkan khutbahnya”. (HR. Nasai dari Abdullah bin Abi Auf).
6. Gerakan tangan tidak terlalu bebas, berdasarkan hadits Nabi SAW. dari Abdurrahman bin’ Sa’ad bin ‘Ammar bin Sa’ad ia berkata: “Adalah Nabi SAW. apabila berkhutbah dalam suatu peperangan beliau berkhutbah atas anak panah, dan bila berkhutbah di hari Jum’at belaiu berpegangan pada tongkat”. (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi).
7. Seusai khutbah kedua segera turun dari mimbar, berdasarkan hadits Nabi SAW. “Adalah shahabat Bilal itu menyerukan adzan apabila Nabi SAW. telah duduk di atas mimbar, dan ia iqomah apabila Nabi SAW. telah turun”. (HR. Imam Ahmad dan Nasai).
8. Tertib dalam membacakan rukun-rukun khutbah, yaitu: Hamdalah, Syahadat, Shalawat, wasiyat, Ayat Al-Qur’an dan Do’a.
H. PERSIAPAN QUTBAH JUMAT
1. Berdoa minta Tuhan berkati persiapan khotbah, berikan messageyang harus disampaikan.
2. Saya menentukan batas perikop atau bagian yang ingin dikhotbahkan, harus mulai dari ayat mana dan berhenti di ayat mana. Biasanya saya tidak terlalu pusing dengan ini. Cukup melihat 1 atau 2 buku tafsiran. Kalau 2 tafsiran sama, maka saya setuju saja. Kalau mereka tidak sama, maka saya mulai berpikir lebih keras.
3. Saya melihat buku
4. Saya membuat syntactical outline (urutan logis kalimat-kalimat) dari bagian yang ingin dikhotbahkan. Untuk keperluan ini saya biasa menggunakan 2 buku untuk membantu
5. Sambil membuat syntactical outline, saya memberi tanda pada kata-kata yang menurut saya mungkin perlu penelitian lebih lanjut.
6. Kata-kata tersebut saya cari maknanya di dalam
7. Setelah 'belanja bahan dasar' ini selesai, sekarang bisa mulai 'memasak'. Pertama adalah memikirkan outline khotbah berdasarkan hasil observasi di atas. Tapi outline ini biasanya masih tentative, artinya seringkali akan berubah nanti.
8. Mulai menulis naskah khotbah. Biasanya saya langsung menulis saja, apa saja asal mulai menulis, karena saya menulis sambil berpikir dan berpikir sambil menulis. Sambil menulis maka ide pun keluar dan perlahan-lahan jadi.
9. Sambil menulis naskah khotbah saya sambil terus mempelajari dan memikirkan bagian itu lebih detil. Untuk ini saya dibantu dengan buku tafsiran. Biasanya untuk 1 Korintus, ada 3 tafsiran yang saya pakai: Gordon Fee, (dalam seri) New International Commentary on the New Testament, David Garland, (dalam seri)Baker Exegetical Commentary on the New Testament dan Craig Blomberg, (dalam seri) NIV Application Commentary.
10. Mencari buku-buku yang relevan dengan tema yang saya soroti. Membaca buku-buku tersebut bisa menimbulkan ide bagi saya, kadang memberikan bahan yang penting, kadang memberikan ilustrasi yang tepat.
11. Sambil menulis ada perenungan2 yang muncul atau ada ilustrasi yang terpikir. Kadang saya tuliskan saja semuanya di bagian bawah dan nanti tinggal copy paste untuk menyusunnya.
12. Terakhir adalah tahap 'penyajian masakan'. Tidak semua yang sudah saya dapatkan dan tuliskan akhirnya harus saya sampaikan. Seringkali terlalu banyak bahan justru mengganggu fokus khotbah. Maka saya harus memilih lagi mana yang akan disampaikan, dengan urutan seperti apa, mana duluan dan mana belakangan.
13. Seringkali sampai selesai menuliskan naskah khotbah, saya tetap tidak puas. Biasanya saya bilang ke istri saya: “Tulangnya sudah, tapi kurang berdaging”. Maka saya perlu diam, merenung lagi, memikirkan maknanya lagi, dan memikirkan bagaimana cara menyampaikannya kepada jemaat. Naskah yang sudah jadi itu saya baca ulang sambil membayangkan bagaimana menyampaikannya. Sambil membayangkan setting khotbah maka saya akan menemukan ada bagian yang tidak enak untuk disampaikan secara lisan, ada kalimat yang terlalu kaku, ada bagian yang tidak jelas, dst. Kadang bahkan saya bisa mengubah total susunan khotbah! Maka saya merevisi lagi naskah khotbah itu. Kalau ada ilustrasi atau cerita yang ingin saya sampaikan, saya mencoba dulu bagaimana menceritakannya dengan efisien (tidak bertele-tele) dan ‘masuk’ ke pendengar.
14. Naskah saya print. Kalau masih ada waktu, saya baca ulang lagi seluruh naskah sambil memberikan catatan-catatan tambahan kalau perlu atau coretan-coretan pada bagian yang tidak perlu. Seringkali catatan dan coretan last minute ini sangaaaatttt berguna.
15. Berdoa sungguh-sungguh minta Tuhan berkati penyampaian Firman Tuhan.

0 comments:

Posting Komentar